Inilah beberapa pendapat dari para ahli. Selamat membaca postingan saya. :)
Mager (dalam Oemar Hamalik 2003: 77) merumuskan konsep tujuan pembelajaran yang menitikberatkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan (performance) sebagi output (keluaran) pada diri siswa, yang dapat diamati.
Trianto (2010:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia
yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran
secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan
antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna
kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Warsita
(2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik
belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Sudjana
(2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi
edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga
belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan”.
Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.
Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
Semoga bermanfaat yah ^^
Sumber:
Hamalik, Oemar. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sagala,
Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
AlfabetaRusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer
Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Foto ini saat saya lagi siaran, saya yang pake baju ungu ada gambar bendera Inggris, dan sebelah kiri rekan saya :) Sebenarnya saya adalah penyiar radio di Bojonegoro, ternyata jadi penyiar gampang-gampang susah. Banyak yang harus diketahui agar bisa menjadi penyiar yang baik. Kali ini, saya akan share tentang cara melatih pernapasan diafragma kamu. Dengan senam pernapasan anchor/penyiar akan
mampu membentuk suara dari diafragma, yaitu suara dari rongga
perut. Dengan demikian suara yang dihasilkan akan lebih bulat, bertenaga kuat, jelas
dan
keras tanpa harus berteriak. Suara diafragma juga mampu membantu penyiar mengendalikan stamina dan intonasi.
Cara melatih pernapasan dan relaksasi alat bicara :
Lion Face
: Melemaskan otot-otot muka. Caranya: Muka diciutkan bersamaan
dengan menguncupkan jari kedua tangan kemudian muka dilebarkan dengan
cara
menjulurkan lidah sepanjang mungkin.
Urut Rahang
: Melemaskan otot-otot muka. Caranya: Jari mengurut pipi berputar dari
muka kebelakang, pada saat yang sama rahang bawah digerakan ke kiri dan
ke
kanan.
Lipat Lidah
ke Atas : Melemaskan lidah. Caranya: Lidah dilipat ke atas menyentuh
langit-langit.
Lipat ke
Bawah : Melemaskan lidah. Caranya: Lidah dilipat ke bawah, ujungnya
menekan gigi bagian bawah.
Lidah
Menyapu Bibir : Melemaskan lidah. Caranya: Lidah dijulurkan, kemudian
menyapu bibir bagian atas dan bawah , putaran seperti jarum jam.
Motor Boat
: Melatih panjang napas dan melemaskan bibir. Caranya: Tarik napas
dalam-dalam dan keluarkan sambil membungkuk dengan bibir bergetar
menirukan
suara motor boat. Pada waktu badan telah membungkuk , goyangkan kedua
telapak
tangan dengan lemas.
Mengatupkan
Gigi : Untuk melemaskan otot-otot rahang. Caranya: Gigi dikatupkan
dengan
kuatsementara bibir terbuka, pada saat yang sama kepalkan tangan denga
kuat
seperti orang yang sedang gemas.
Latihan
Leher ; Menguatkan otot leher dan bahu. Caranya: Berdiri dengan kaki
terentang, tanga dipinggang kemudian leher digerakan ke kiri dan ke
kanan
seperti orang yang sedang menggeleng kepala.
Pijat
Tenggorokan. : Melemaskan tenggorokan dan pita suara. Caranya: Tarik
napas
dan keluarkan perlahan sambil mengucapkan huruf 'a' .Sementara itu jari
memijat tenggorokan sambil menggerakan ke atas dan ke bawah.
Memutar
Bahu : Memperkuat bahu supaya bisa menahan lelah karena duduk dalam
waktu
yang lama. Caranya: memutar bahu ke
belakang dengan posisi lengan tangan tegak lurus dan siku tangan tak
boleh
menekuk.
Angel Wing
: Untuk memperkuat bahu. Caranya: Kedua tangan lurus ke depan dengan
jari-jari terbuka. Kemudian lengan didorong ke depan dengan kekuatan
bahu,
bergantian lengan kiri dan kanan. Waktu lengan didorong maju mundur,
jari-jari
digerakan seperti tarian kecak. Pinggang dilarang bergerak.
Ping-Pong
: Memperkuat bahu dan artikulasi. Caranya: Gerakan sama seperti angel
wing, hanya saja jari-jari dikepalkan seperti orang meninju. Waktu
lengan maju
mundur, mulut mengeluarkan bunyi “ping-pong”. Akhirnya dari gerakan ini
tangan
ditarik ke atas.
Napas
Panjang : Memperkuat napas. Caranya: Menarik napas dengan kepala
mendongak. Napas kemudian keluarkan perlahan melalui mulut sampai habis.
Kemudian langsung membungkukkan badan dengan sebuah tangan menekan
perut.
Maksudnya agar napas yang masih tersisa bener-benar habis.
Pif-Paf
: Tangan berkacak pinggang. Lakukan gerakan menarik perut ke dalam
dengan cepat sambil
mengeluarkan napas. Bahu tidak boleh ikut bergerak.
Reaching
the Star ; Menguatkan otot pinggang. Caranya: Badan membungkuk dengan
kedua tangan menggantung, kemudian badan bergerak naik ke kanan
mengikuti
tangan yang menggapai ke atas seperti hendak meraih bintang di langit.
Upayakan
sejauh mungkin sehingga otot pinggang tertarik dengan ujung kaki
menyentuh lantai. Kemudian badan di gerakkan ke kiri, gaya ini juga
disebut gaya Jhon travolta.
Sebagai
kelanjutan latihan senam pernapasan dan perangkat bicara, latihan
berikutnya
membentuk suara diafragma, yaitu suara yang bersumber dari
sekat rongga dada dan rongga perut atau yang lazim disebut diafragma.
Tehnik ini disebut HUMMING Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan
Mengaum
atau menggumam.
Mengucapkan
kata-kata: main/mum/min/mein/moun
Mengintonasikan
juga kata-kata di atas denga nmaada terendah menuju ke tertinggi dan
sebaliknya.
Mengucapkan alfabet sambil
melatih artikulasi.
Mengucapkan alfabet dari
nada terendah menuju ke tertinggi dan sebaliknya.
NB : Lakukan humming sekuat kita, kalau nafas sudah mau habis, berhentilah humming. Ulangi Humming sampai punggung bergetar, karena jika punggung bergetar, itu tandanya suara diafragma kita sudah terbentuk.. Semoga info ini bermanfaat.. SELAMAT MENCOBA :) good luck ^^
BEBERAPA
PENGERTIAN
Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.
ARTI DRAMA
Arti pertama dari drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala
yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axciting), dan
ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua,
menurut Moulton, drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life
presented in action).
Menurut
Ferdinand Brunetierre, drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
Menurut
Balthazar Vallhagen, drama adalah kesenian melukiskan sifat manusia dengan
gerak.
Arti ketiga
drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada
pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).
ARTI TEATER
Ada yang mengartikan sebagai “gedung pertunjukan”, ada yang mengartikan sebagai
“panggung” (stage). Secara etimologi (asal kata), teater adalah gedung
pertunjukan (auditorium).
Dalam arti
luas teater adalah kisah hidup dah kehidupan manusia yang dipertunjukkan di
depan orang banyak. Misalnya wayang orang, ludruk, lenong, reog, dulmuluk.
Dalam arti
sempit teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan dalam
pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media, gerak, percakapan dan laku,
dengan atau tanpa dekor (layer); Didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil
seni sastra) dengan atau tanpa musik.
APA
PERBEDAAN DRAMA DENGAN TEATER
Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda uangkapannya.Teater
berasal dari kata yunanikuno “theatron” yang secara harfiah berarti
gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu mengandung
arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunanai ‘dran’ yang berarti
berbuat, berlaku atau beracting. Drama cenderung memiliki pengertian ke seni
sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf dengan jenis puisi, prosa/esai.
Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi
peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai
suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan
teater tercipta karena adanya drama.
TEATER
SEBAGAI ORGANISASI
Proses Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk kerja kolektif; di
mana segala macam orang dengan segala macam fungsinya tergabung dalam suatu
koordinasi yang rapi,dan juga mencakup juga pengertian sampai batas-batas yang
sentimentil), seperti hal nya diri manusia itu sendiri, atau layaknya seperti
sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan teater dapat juga sebagai
keberhasilan suatu seni organisasi; baik organisasi penyelenggaraannya (panitia
produksi) maupun segi seni-seninya (penyutradaraan, penataan set, permainan,
musik dan unsur-unsur lain).
Berikut ini
contoh elemen dari sebuah grup teater dalam mengadakan sebuah produksi.
- Pimpinan Produksi
- Sekretaris Produksi
- Keungan Produksi / Bendahara
- Urusan Dokumentasi
- Urusan Publikasi
- Urusan Pendanaan
- Urusan Ticketing atau karcis
- Urusan Kesejahteraan
- Urusan Perlengkapan
- Sutradara
- Art Director / Pimpinan Artistik
- Stage Manager
- Property Master
- Penata Cahaya
- Penata Kostum
- Penata setting
- Perias / Make Uper
- Penata Cahaya
- Penata Musik
Setiap
elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk
bertanggungjawab penuh atas tugas itu (secara profesional). Sebagai contoh
seorang urusan pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang
dibuhtuhkan? Dari mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang
bertanggung jawab atas pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya,
bunyi-bunyian, set, property dan lain-lain).
Jikalau kita
memandang elemen dalam grup teater, ada kesamaan dengan elemen dalam tubuh kita
sendiri; setiap organ tubuh memiliki fungsi sendiri, tetapi saling berhubungan
dan tergabung dalam fungsi yang sempurna. Teater ibarat laboratorium kehidupan
itu sendiri, seperti yang diungkapkan Peter Brook “Teater akan menjadi tempat
yang indah bagi orang-orang yang mabuk dan kesepian, Teater merupakan sebuah
tindak budaya, Teater bukanlah tempat untuk melarikan diri ataupun untuk
mencari perlindungan”.
RUMUSAN
TEATER
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujutkan dalam
suatu karya seni suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan
kehidupan manusia.
Dari rumusan
diatas dapt ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur teater menurut urutannya
adalah sebabagai berikut :
1. Tubuh,
manusia sebagai unsur utama ( pemeran/pelaku/pemain)
2. Gerak, sebagai unsur penunjang.
3. Suara, sebagai unsur penunjang ( kata/untuk acuan pemeran)
4. Bunyi, sebagai unsur penunjang ( bunyi benda,efek dan musik).
5. Rupa sebagai unsur penunjang ( cahaya, rias dan kostum.).
6. Lakon sebagai unsur penjalin ( cerita,non cerita,fiksi dan narasi ).
WORKSHOP
KEAKTORAN
——————————-
A. TUBUH
1. Relaksasi
Realaksasi adalah hal pertama yang haru dilakukan dengan cara menerima
keberadaan dirinya. Relaksasi bukan berarti berada dalam keadaan pasif (santai)
tetapi keadaan dimana semua kekangan yang ada di tubuh terlepas.
Salah satu
masalah yang sering dihadapi oleh aktor adalah kebutuhan untuk relaksasi. Baik
itu di dalam kelas, dalam latihan, di atas panggung, maupun paska produksi.
Relaksasi adalah hal yang sangat penting bagi semua performer. Relaksasi
bukanlah keadaan menta dan fisik yang tidak aktif, melainkan keadaan yang cukup
aktif dan positif. Ini memungkinkan seorang aktor untuk mengekspresikan dirinya
saat masih didalam kontrol faktor-faktor lain yang bekerja melawan cara
pemeranan karakter yang baik. Jadi, relaksasi adalah hal yang penting dalam
upaya mencapai tujuan utama dari seorang performer.
Segala
sesuatu yang mengalihkan perhatian ataupun yang mencampuri konsentrasi seorang
aktor atas sebuah karakter, cenderung dapat merusak relaksasi. Aktor pemula
biasanya tidak dapat dengan mudah merespons sebuah perintah untuk relak, hal
ini disebabkan berkaitan dengan aspek-aspek fisik kepekaan dan emosi akting
ketika berada dihadapan penonton. Dengan kata lain, dalam keadaan rileks, aktor
akan menunggu dengan tenang dan sadar dalam mengambil tempat dan melakukan akting.
Untuk mencapai relaksasi atau mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik
diatas panggung, konsentrasi adalah tujuan utama. Ada korelasi yang sangat
dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya
setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya. Langkah
awal untuk menjadi seorang aktor yang cakap adalah sadar dan mampu menggunakan
tubuhnya dengan efisien.
2. Ekspresi
Kemampuan Ekspresi merupakan pelajaran pertama untuk seorang aktor, dimana ia
berusaha untuk mengenal dirinya sendiri. Si aktor akan berusaha meraih ke dalam
dirinya dan menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya, agar mencapai
kepekaan respons terhadap segala sesuatu. Kemampuan ekspresi menuntut
teknik-teknik penguasaan tubuh seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan,
kreativitas dan kepunahan diri (pikiran-perasaan-tubuh yang seimbang) seorang
aktor harus terpusat pada pikirannya.
Kita
menggunakan cara-cara non linguistik ini untuk mengekspresikan ide-ide sebagai
pendukung berbicara. Tangisan, infleksi nada, gesture, adalah cara-cara
berkomunikasi yang lebih universal dari pada bahasa yang kita mengerti. Bahkan
cukup universal untuk disampaikan kepada binatang sekalipun.
3. Gesture
Gesture adalah impuls (rangsangan), perasaan atau reaksi yang menimbulkan
energi dari dalam diri yang selanjutnya mengalir keluar, mencapai dunia luar
dalam bentuk yang bermacam-macam; ketetapan tubuh, gerak, postur dan infleksi
(perubahan nada suara, bisa mungkin keluar dalam bentuk kata-kata atau bunyi).
4. Gestikulasi
Bahasa tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang menggunakan isyarat
tubuh, postur, posisi dan perangkat inderanya. Dalam media ini, kita akan
memahami bahasa universal tubuh manusia dalam aksi maupun reaksi di kehidupan
sehari-hari.
5. Olah
Mimik
Perangkat wajah dan sekitarnya, menjadi titik sentral yang akan dilatih. Dalam
olah mimik ini, kita akan memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, gerakan
mulut, pipi, rahang, leher kepala, secara berkesinambungan.
Mimik
merupakan sebuah ekspresi, dan mata merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah,
cinta, dan lain-lain akan terpancar lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan
permainan seorang aktor. Meskipun bermacam gerakan sudah bagus, suara telah
jadi jaminan, dan diksi pun kena, akan kurang meyakinkan ketika ekspresi
matanya kosong dan berimbas pada dialog yang akan kurang meyakinkan penonton,
sehingga permainannya akan terasa hambar.
6. Olah
Tubuh
Warming-Up atau pemanasan sebaiknya menjadi dasar dalam pelajaran acting.
Melatih kelenturan tubuh, memulai dari organ yang paling atas, hingga yang
paling bawah. Latihan ini ditempuh untuk mencapai kesiapan secara fisik,
sebelum menghadapi latihan-latihan lainnya.
Olah tubuh
bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan pada balet, namun kalau di Indonesia sangat
mungkin berangkat dari pencak silat atau tari daerahnya masing-masing seperti
kebanyakan aktor cirebon dengan masres (sejenis teater tradisional cirebon)
yang banyak menguasai tari topengnya, juga tentu di Bali, Sunda dan banyak
tempat yang berangkat dari tradisinya dan kemudian dikembangkan pada tujuan
pemeranan,.
Bowskill
daalam bukunya menyatakan “Stage and Stage Craft”, yang katanya Apa yang kau
lakukan dengan kedua tanganku. Pertanyaan tersebut dilanjutkannya pula dengan
Apa yang harus aku lakukan dengan kedua kakiku. Banyak aktor pemula selalu
gagal dalam menampilkan segi kesempurnaan Artistik, karena pada waktu puncak
klimaks selalu diserang oleh kekakuan, mengalami ketegangan urat.
Kekejangan
ini memberikan pengaruh buruk pada emosi bagi pemeran yang sedang menghayati
perannya, apabila hal ini menimpa organ suara maka seorang yang mampunyai suara
baik menjadi parau bahkan bisa kehilangan suara, jika kekejangan itu menyerang
kaki maka orang itu berjalan seakan lumpuh, jika menimpa tangannya akan menjadi
kaku.
Untuk
mengendurkan ketegangan urat ada bermacam cara latihan, dengan melalui latihan
gerak, senam, tari-tari. Hingga gerakkan dapat tercipta dengan gerakan
artistic, dan dapat lahir dari inter akting (gerakan dalam).
Olah tubuh
sebaiknya dilakukan sau jam setengah setiap hari, dalam dua tahun terus
menerus, untuk memperoleh aktor yang enak dipandang mata, subjeknya: Senam
irama; Tari Klasik, Main anggar, berbagai jenis latihan bernapas, latihan
menempatkan suara diksi, bernyanyi, pantomim, tata rias.
B. SUARA
Penguasaan suara dalam seni acting pada dasarnya adalah penguasaan diri secara
utuh, karena kedudukan suara dalam hal ini hanyalah merupakan salah satu alat
ekspresi dan totalitas diri kita sebagai seorang pemain (aktor). Pengertian
‘penguasaan diti secara utuh’ menuntut suatu keseimbangan seluruh aspek serta
alat-alatnya, baik yang menyangkut kegiatan indrawi, perasaan, pikiran atau
yang bisa disebut segi-segi dalam dari seni acting, maupun yang menyangkut
segi-segi luarnya seperti tubuh dan suara. Ketimpangan akan menghasilkan
ketimpangan.
Pernapasan
Diafragma
Otot-otot akan berkembang dan menegang ketika kita menghisap napas, hanya
bagian inilah yang tegang. Kemudian otot-otot samping bagian punggung pun ikut
pula mengembang lalu mengempis saat napas dihembuskan kembali.
Posisi
diafragma adalah diantara rongga dada dan rongga perut. Pernapasan melalui
diafragma inilah yang dirasakan paling menguntukan dalam berolah vocal, sebab
tidak mengakibatkan ketegangan pada peralatan pernapasandan peralatan suara dan
juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume suara. Keuntungan lain yang
diperoleh adalah pada saat ita menahan napas otot-otot diafragma tersebut
tegang, ketegangan otot ini justru melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu
hati. Pernapasan ini sangat baik dalam usaha menghimpun “tanaga dalam” yang
mengolah vibrasi, karena pernapasan diafragma akan memudahkan kita dalam
mengendalikan dan mengatur penggunaan pernapasan.
Berlatih
pernapasan banyak ragam dan caranya. Latihan pernapasan bisa dilakukan dengan
berbagai cara, dari cabang-cabang beladiri seperti pencak silat, karate, atau
berenang sekalipun. Namun ada beberapa catatan penting yang harus dilakukan
untuk tujuan pernapasan dalam pemeranan (acting), yaitu:
Latihan 1.
- Berbaring rata di lantai dan bernapaslah pada posisi tersebut, rasakan tubuh
betul-betul rileks.
- Berbaring
dilantai, rasakan daya beratnya, pusatkan pikiran kea rah telapak kaki kita, ke
ujung-ujung jari, rasakan seluruh pergelangan kaki terlepas. Bayangkan seluruh
nadi terisi udara, engsel-engsel lututpun terisi udara biarkanlah tulang paha
kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu dengan tulang-tulang.
Bayangkan sendi-sendi pinggang dan tuang paha berisi udara sehingga seluruh
tubuh tidak lagi memberatkan kaki. Biarkan otot punggung dan perut kita meleleh
seperti air, biarkan punggung rileks dan tidak usah memaksakan tulang punggung
menjadi rata, biarkan otot-otot seluruh tubuh dan kepala sampai rahang di
samping telinga kita rileks hingga gigi kita tidak terkunci juga lidah tidaklah
lengket pada bagian atas mulut, rahang menjadi seperti jatuh demikian juga
dengan lidah yang tidak saling menyentuh. Biarkan wajah kita terasa berat pada
tulang tulang wajah, biarkan pipi, bibir, pelupuk mata seluruhnya rileks.
- Rasakan
tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah napas secara penuh untuk merasakan
sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh kita saat di lantai akibat pernapasan
yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.
Latihan 2
- Waspadai bahwa ditengah kediaman tubuh kita yang rileks itu akan tidak
terelakan sebuah kondisi yang mudah untuk jatuh apabila napas keluar dan masuk
dari tubuh, rileks bukan berarti tidak ada control terhadap tubuh namun control
sering kali membuat kita justru menjadi tegang, jadi pernapasan yang
berlangsung alami adalah citra dari rileks itu sendiri.
- Tariklah
napas secara mendalam tanpa paksaan, simpanlah tangan di pundak untuk merasakan
dorongan napas pada diafragma.
- Pada saat
udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau hidung, masuk ke pusat
dan keluar kembali, senantiasa merasakan kehangatan udara di dalam tubuh dan
dinginnya udara yang kita hisap tersebut.
- Pada saat
merasakan udara yang masuk kedalam tubuh ksenantiasa melakukan penghayatan pada
udara tersebut, rasakan rasa lega yang mendalam di dalam tubuh lalu hayatilah
udara turun keperut dengan emosi yang selalu terjaga (konsentrasi).
- Ulangi
dorongan kausalitas tersebut dengan latihan yang intensif, emosi terjaga,
selalu merasakan bahwa saat latihan kita adalah bagian alam semesta ini.
- Hal yang
paling penting adalah menghindari ketegangan-ketegangan, biarkan seluruhnya
bergerak secara alami dan teratur
Olah Vokal
Vokal (Suara) dan Speech (ucapan) amatlah penting di dalam sebuah pementasan sebuah
drama, menurut MAURIZE ZOLOTOV merupakan bagian dari isyarat ataupun symbol,
menurutnya ada kalimat Emosional untuk menyatakan perasaan dan ada pula
kata-kata yang dapat digunakan sebagai senjata mencapai kekuatan.
Menurut
Henning Nelms tentang speech ada lima :
1. Menyalurkan kata-kata drama kepada penonton.
2. Memberi arti-arti khusus pada kata-kata tertentu melalui odulasi suara.
3. Memuat informasi tentang sifat dan perasaaan – pemeranan missal : Tentang
umur, kedudukan social, jabatan, kegembiraan, putus asa, kemarahan.
4. Mengendalikan perasaan penonton.
5. Melengkapi variasi.
Tahap
Pertama
Pada tahap pertama pada latihan olah vokal , hisap lah udara sebanyak-banyaknya
lalu tahan, kemudian hembuskan sambil mengeluarkan suara. Ini dilakukan berulang-berulang.
Tahap Kedua.
Hisap udara melalui melalui dada salurkan ke Rongga dada hisap udara melalui
perut, lalu tahan salurkan ke rongga Dada, keluarkan melalui mulut. Sebaliknya
dapat dilakukan dengan sebaliknya, apabila tahap sudah dapat dilakukan bisa
dilakukan dengan memainkan variasi pernapasan.
Tahap ketiga
Pada tahap ini lakukan laatihan dengan menahan napas sambil berjalan, berlari
ini dilakukan berulang kali.
Tahap
keempat.
Bernapas di dalam air, dengan menahan beberapa saat lalu di hembuskan dengan
melalui teriakan.
Latihan olah
vokal melalui latihan speech (ucapan)
1. Diksi
Ucapan, lafal, menentukan suara yang harus dipergunakan. Diksi, lagu (gaya)
berata, memberi kualitas kejelasan suara dari sebuah kata yang diucapkan. Latih
aga dapat membedakan dengan jelas membedakan antara huruf-huruf p dengan b, t
dengan d, k dengan g.
Cobalah :
1. p—– p—–
p——
pp—- pp—-
pp—–
ppp– ppp–
ppp—-
pppp- pppp-
pppp–
ppppp bbbbb
ppppp
2. b—– b—–
b——
bb—- bb—-
bb—–
bbb– bbb–
bbb—-
bbbb- bbbb-
bbbb–
bbbbb ppppp bbbbb
(tanda garis
hubung merupakan ketukan jarak)
Ulang-ulangilah
latihan ini. Akan sangat efektif bila dilakukan secara rutin tiap pagi atau
sore. Tidak usah lama. Cukup barang sepuluh atau lima belas menit saja.
Coba pula
pada huruf-huruf yang lain dengan cara yang sama, hingga semua dapat jelas
terbedakan. Gerakan bibir merupakan sesuatu yang amat penting bagi pengucapan
yang jelas. Untuk memperoleh hal itu maka gerazkan bibir sebanyak mungkin.
Aktifkan gerakan bibir.
2. Tekanan
Tekanan dicapai dengan kontras. Suatu kata dapat diberi tekanan dengan mengubah
tempo dan volumenya. Tempo sangatlah penting artinya. Tempo yang terlalu cepat
hanya memberi kesan suara ribut. Saja. Kehilangan kandungan makna yang akan
disampaikan Kebiasaan bicara cepat itu bisa dihilangkan dengan berlatih
membiasakan ucapan-ucapan lambat. Mula – mula mengucapkan serentetan kata atau
atau kalimat hanya dengan gerakan bibir saja, lambat tanpa bersuara. Sesudah
itu dengan bersuara. Demikian berulang-ulang dilakukan.
Kata dapat
diberi tekanan dengan merendahkan volume. Misalnya mengucapkan kata dengan
lemah dalam saaatu kalimat yang nyaring. Belajarlah memberi tekanan pada suatu
kata dengan memberi sedikit jeda sebelum dan sesudahnya.
Perubahan
dalam pikiran dapat diperlihatkan dengan jeda atau dengan perubahan tiba-tia
pada nada serta volumenya.
3. Bentuk
Ucapan
Suatu ucapan Panjang atau pendek umumnya membangun klimaks, maka dari permulaan
dibangunlah : (1) volume, (2) intensitas emosi, (3) variasi, (4) jarak,
kecepatan.
Membangun
satu unsure dari keempat unsure di atas secara teknis amatlah sulit. Biasanya
baik membangun dengan satu unsure, lalu beralih pada yang lain, atau membangun
dalam dua atau tiga unsure sekaligus.
4. Memuncak
Bila dua pemain atau lebih harus bersama-sama membangun satu reka-rekaan yang
disebut topping, memuncak, dipergunakan, maka tiap pemain berkata pada saatu
titik tinggi dalam volume, jarak, dan sebagainya dari kata terakhir pemain
sebelumnya. Ini mungkin efektif. Tapi menuntut latihan, sebab pembangunan
cenderung untuk meninggi begitu cepat hingga ucapan ketiga. Maka satu
penanjakan agi sudah tidak mungkin.
Olah Vokal
Sebagai media ucap dalam berakting, melatih organ suara merupakan hal yang
paling pokok. Bagaimana produksi suara kita, dilokalisir dengan baik sesuai
dengan kebutuhan peran. Jika aktor tekun melatih perangkat suaranya lewat
latihan yang benar dan teratur, dia akan lebih mudah dalam memainkan perannya.
(Eka Gandra,
Bagi Masa Depan Teater)
Kemampuan
Vokal bagi seorang aktor adalah syarat utama agar bisa memainkan peran dengan
baik. Dengan laku vocal, pemeran dituntut untuk dapat menjadi perwujudan
watak-watak yang nyata.
Vokal
sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi aktor, merupakan media penyampai
informasi melalui dialog. Informasi tentang alur cerita, setting peristiwa,
karakter tokoh, emosi, kondisi, usia tokoh dan lainnya. Dan hendaknya
tersampaikan secara jelas melalui keterampilan pemeran dalam menyampaikan
dialog.
Pencapaian
dalam materi ini adalah menciptakan aktor dengan perangkat vokalnya yang
efektif dan elastis sehingga mampu menyesuaikan takaran volume suaranya dengan
kondisi apapun. Ia juga mampu menampilkan variasi-variasi suara dengan baik
seolah berbicara seperti kebiasaan sehari-hari, tetapi tanpa kehilangan kesan
teaterikal.
Melalui
vokal seorang aktor harus mampu menggali kedalaman karakter tokoh dan nuansa
dramatic shingga mampu menggugah imajinasi dan empatik penonton.
Dalam olah
vocal, teknik pernapasan adalah sesuatu yang penting karena merupakan sumber
tenaga penggerak atau penggetar pita suara kita. Latihan pernapasan kita
menjadi stabil dan efektif dalam menunjang pembentukan suara.
(Eka Gandra,
Bagi Masa Depan Teater)
Dilakukan
dengan sikap berdiri, duduk atau tidur terlentang. Lemaskan badan
selemas-lemasnya, setelah betul-betul lemas aturlah napas seenak mungkin. Tarik
napas perlahan sekali (lima detik) lalu tahan => himpun napas pada diafragma
dalam tempo yang sama dengan waktu menarik napas => hembuskan perlahan sama
seperti menarik napas, kemudian tahan kembali dalam tempo yang sama dengan
menarik napas, kemudian tahan kembali dalam tempo yang tetap sama =>
kemudian tarik dan seterusnya berulang-ulang. Latihan ini hendaknya dilakukan
setiap hari, semakin lama tempo hitungan diperlambat sesuai dengan kemampuan
yang dicapai.
Berlatih
dengan menyuarakan a, i, u, e, o pada saat menghembuskan napas. Pada latihan
pertama biarlah dulu pada nada yang tetap kemudian coba dalam nada-nada yang
lain, yang lebih rendah atau lebih tinggi. Usahakan agar setiap napas yang keluar
benar –benar memproduksi suara sehingga tidak “over”. Agar ada variasi dan
tidak membosankan, gerakan tubuh anda seperti seorang pesilat dengan gerakan
dasar yang mudah saja.
Pengucapan
Untuk dapat
berartikulasi dengan baik, dibutuhkan kelenturan alat-alat pengucapan.
Artikulasi yang baik, akan dapat dicapai dengan menempatkan posisi yang wajar
tetapi dengan penggunaan tenaga efektif dan terkontrol.
Alat-alat
tersebut antara lain:
- Bibir
Sangat
berperan dalam membentuk huruf-huruf hiduo dan huruf M-B-P. Latihan dengan
membentuk mulut dengan ruang gerak yang maksimal, otot bibir berulang membentuk
bunyi U-A-U-I-U-A-O-E. Pada saat menyuarakan huruf u bibir dibentuk mengkerucut
tarik semaksimal mungkin kedepan. Pada bentuk O, bibir membuat bulatan dan jangan
lupa tarik bibir kearah depan tetap diperhatikan. Pada bunyi A, bibir seolah
pada posisi menguap membentuk lonjong maksimal. Pada bentuk bunyi I, bibir
seolah ditarik pipi ke samping sehingga mulut nampak pipih. Lakukan latihan ini
berulang-ulang mulai dengan tempo membentuk lambing-lambang bunyi, percepatan
temponya semakin cepat dan cepat lagi. Lakukan latihan dengan menyuarakan
gabungan huruf mati dengan huruf diatas, menjadi MU-BA-PU-MI-BU-PA-MO-BE
berulang-ulang dari lambat ke sedang dan cepat. Lakukan dengan diiringi latihan
dan pernapasan.
- Lidah
Lidah sangat
berperan dalam membentuk bunyi huruf-huruf mati seperti C-D-L-N-R-S-T dan
lainnya. Lidah yang lincah akan dapat menentukan pembentukan lafal yang baik,
tepat dan jelas. Latihan-latihan dimaksud untuk mencapai tingkat kelenturan
sehingga lidah tidak saja lemas dan lincah tetapi juga mempunyai kemampuan
seseorang yang mengalami kesulitan dalam membentuk bunyi R dan T. Latihan
lidah:
-
Menjulurkan dan menaril lidah berulang-ulang
-
Menjulurkan dan menarik ke atas => bawah, samping kanan => kiri dan
kemudian menjulurkannya untuk membuat gerakan berupa lingkaran.
- Tempelkan
ujung pada gigi seriates lalu dorong lidah keluar, tempelkan ujung lidah pada
gigi serri bawah lalu doronglah lidah keluar, lakukan berulang-ulang.
- Tutup
mulut lalu bunyikan Bberrrrrrrrrrrrrrr, Trerrrrrrrrrrrr.
- Rahang
Membantu
pembentukan rongga mulut.
Lakukan latihan-latihan seperti ini:
- Tutup dan buka mulut selebar mungkin, berulang-ulang.
- Doronglah rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah lalu tarik kea rah dalam/
leher lalu tutup mulut, rahang rapat, dorong ke muka kembali dan lakukan
seterusnya berulang-ulang semakin cepat.
- Gerakan rahang bawah ke kanan dan kiri.
- Buat lingkaran dengan rahang arah bergantian ke kanan dan ke kiri.
- Ucapkan dalam satu helaan napas hitung berapa pengulangan bunyi:
wawawawawawawawa, yayayayayayayayayaya
-
Langit-langit
Terdiri dari
langit-langit keras dan langit-langit lunak, merupakan bagian penting dalam
pembentukan suara maupun pengucapan. Selain itu, langit-langit berperan juga
sebagai dinding resonator pada rongga mulut. Latihan:
- Tutup
mulut berbuatlah seakan-akan anda sedang berkumur, buka rahang bawah tetapi
bibir tetap rapat, tekan langit-langit ke atas dank ke bawah pula.
- Tutup
mulut dalam keadaan rapat, kemudian lakukan seolah anda mengucapkan bunyi M, B,
K, N, NG, D, dan lainnya. Saat melakukan ini dapat dirasakan langit-langit
bergerak ke atas dan ke bawah.Setelah seluruhnya peralatan pernapasan dan
peralatan pengucapan kita latih dengan baik, barulah kita mencoba dengan
membaca dialog. Bacalah dengan volume yang sedang dan rasakann pula dorongan
napas diafragma, arahkan pembentukan suara ke resonator yang dirasakan paling
tepat. Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.
Pembentukan
Suara
Napas yang
keluar melalui Trachea sesampainya pada larynx akan menggetarkan pita suara,
dank arena getaran itu timbulah suara. Namun demikian suara tersebut baru akan
terdengar baik bilamana terlah beresonansi pada salah satu resonator, baik
rongga mulut, rongga hidung atau rongga dada. Misalnya, kalau bentuk rongga
mulut bulat maka suara yang diproduksinya akan bulat pula, tetapi kalau rongga
mulut ditarik melebar kesamping maka suara yang diproduksi akan terdengar
‘cempreng’. Seorang aktor harus lebih menekankan pemberian karakter pada
suaranya. Mengolah texture dan warna suara yang sesuai dengan peran yang
dimainkannya.
Seorang
aktor juga harus bisa mengolah beberapa warna vokal sesuai tuntutan scenario,
seperti:
- Menaikkan
dan menurunkan volume suara.
-
Meninggikan dan merendahkan frekwensi nada bicara.
- Mengatur
atau mengolah tempo pengucapan.
- Mengatur
atau mengolah warna dan texture suara.
Latihan 1:
- Tariklah
napas dan keluarkan seperti angina.
- Tariklah
napas dan keluarkan seperti suara angina itu sendiri, rasakan efek napas
tersebut pada langit-langit atas mulut, lidah dan pembentukannya.
- Tariklah
napas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik, rasakan
bagaimana kandungan napas dan suara yang keluar.
- Tariklah
napas dan keluarkan dengan teks dan seolah suara itu menyerupai angina.
- Seluruh
latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 2 :
- Tariklah
napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan harimau,
ajah, anjing, kucing dan lain sebainya).
- Tariklah
napas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi burung, ayam,
bebek, dan lain sebagainya).
- Seluruh
latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 3 :
- Cobalah
kata-kata apa saja dari mulut.
- Cobalah
berdialog improvisasi aa saja keluar dari mulut.
- Cobalah
baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi yang
volumenya di tambah.
- Lakukan
observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am: rasakan
sensasi-sensasi usia yang ditiru pada teknik suara).
- Cobalah
acting dengan teks.
- Hindari
ketegangan-ketegangan.
Berikut ini
catatan-catatan yang dibuat oleh Frans Marajinen dari “Institut des Arts
Spectaculaires” (INSAS) di Brussell selama kursus yang diadakan oleh Jerzy
Grotowsky dan sahabatnya, Ryszard Cieslak, pada tahun 1966.
Dengan
membandingkan latihan-latihan tahun 1959-1962, memang ada perubahan yang dapat
dicatat yakni dalam orientasi dan objek latihan yang merupakan hasil kerja
beberapa tahun sebelumnya.
Dalam
pengantarnya, Grotowsky menjelaskan bahwa hubungan antar penonton dan aktor
adalah penting. Dengan dasar pemikiran ini, dia memulai pelajaranya dengan
semboyan: “Inti teater adalah aktor, perbuatan-perbuatannya, dan apa yang dapat
ia capai”. Skema pelajarannya dan pelbagai macam latihan adalah didasari atas
pengalaman secara metodik menuju kepada teknik-teknik aktor dan kehadirannya
secara fisik di atas panggung.
Latihan-latihan
Vokal
Untuk memulainya, Grotowski membuat beberapa tanda tentang sikap yang
disesuaikan dengan kerja seseorang. Ia minta keterangan yang mutlak kepada
siapa saja yang hadir dalam ruangan, baik aktor maupun penonton. Ketawa
haruslah ditahan pada bagian permulaan latihan nampak seperti permainan sirkus.
Mereka yang tidak biasa dengan metode tersebut hendaknya menerima impresi ini,
tapi secepatnya orang akan memahami apabila ia telah menghadiri beberapa
latihan dan melihat hasil yang dicapai. Penonton dalam hal ini adalah mereka
yang tidak ambil bagian aktif dalam latihan, dan mereka harus “tidak terlihat dan
tidak terdengar” oleh murid-murid.
Stimulasi
atas Suara
Setiap aktor memilih teks dan ia bebas untuk membacanya, menyanyikannya atau
bahkan dengan teks itu ia boleh berteriak.
Latihan ini
dilakukan secara serempak. Sementara itu Grotowski berjalan keliling diantara
mereka, sekali-sekali meraba dada, punggung, kepala atau perut si murid ketika
ketika ia sedang membaca. Tidak satu bagianpun yang terlewat dari perhatian
Grotowski.
Setelah
latihan ini selesai, dia menununjuk empat orang. Yang lain kembali ketempat
duduknya masing-masing untuk melihat perkembangan teman-temannya. Mereka tidak
boleh bersuara.
Grotowski
menempatkan satu orang di tengah-tengah. Aktor membaca semuanya dengan suara
yang secara berangsur-angsur ditambah volumenya. Kata-kata disuarakan kembali
dengan mantap, langit-langit seakan-akan tengkorak bagian depanlah yang sedang
berbicara. Kepala jangan terkulai kebelakang sehingga menyebabkan laring
tertutup. Melalui echo langit-langit menjadi kawann berdialog yang akan
mengambil bentuk pertanyaan maupun jawaban (selama latihan Grotowski memimpin
murid-muridnya dengan aba-aba tangan, mengelilingi ruangan). Selanjutnya,
dimulailah percakapan dengan tembok, juga secara improvisasi. Di sinilah bukti
bahwa echo adalah jawaban. Seluruh badan merespons terhadap echo . Suara asli
masuk dan keluar melalui dada.
Kemudian
suara ditempatkan di perut. Dalam acara ini percakapan dilangsungkan dengan
lantai. Kedudukan badan: “seperti seekor sapi gemuk”
Catatan:
Grotowski menekankan bahwa selama latihan pikiran harus dikosongkan.
Murid-murid membaca teks tanpa berpikir dan tanpa pause. Grotowski akan
menyetop setiap kali ia melihat ada murid sedang berpikir dalam latihan.
Suara
latihan diperlihatkan, secara berurutan:
1. Suara kepala (menghadap kelangit-langit).
2. Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)
3. Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas aktor).
4. Suara dada (diproyeksi di depan aktor)
5. Suara perut (menghadap kelantai)
Suara keluar
dari kedua belah bahu(menghadap langit-langit tepat diatas aktor); the small of
the back (menghadap ke dinding di samping aktor); bagian lumbar (menghadap
kelantai, dinding dan ruang disampingnya)
Grotowski
tidak membiarkan aktor beristirahat sebentarpun. Ketika aktor sedang membaca,
ia berkeliling membaca stimulasi dan “mremas” bagian tertentu badan murid,
sehingga melepaskan impuls-impuls yang terbawa oleh suara.
Ritme
latihan sangan cepat. Seluruh tubuh harus diikutsertakan walau hanya untuk
latihan vokal saja. Suatu latihan relaxation terdiri dari improvisasi
percakapan dengan tembok, sepenuhnya bebas dari tensi. Murid harus secara tetap
menyadari bahwa echo harus selalu ditangkap.
Sungguh
menakjubkan bagaimana Cieslak pemain utama dan teman dekat Grotowski selalu
memberikan contoh dan melihat banyak latihan serta mengikuti perkembangan
murid-murid dengan penuh latihan.
Latihan
“Macan”
Latihan ini
untuk membuat si aktor secara penuh tampil dan dalam waktu yang bersamaan,
menyusun suara parau dalam acting.
Grotowski
ikut serta dalam latihan ini. Ia memainkan seekor macan yang sedang menyerang
mangsanya. Murid-murid (mangsanya) bereaksi, meraung seperti macan.
Itu bukanlah
sekedar meraung. Suaranya haruslah didasarkan pada teks, dan mempertahankan
terus seperti itu adalah penting sekali dalam latihan ini.
Grotowski :
“Sini, lebih dekat …teks…teriak… saya adalah seekor macan, bukan kau…. Saya
akan menelan kau….”
Dalam hal
ini ia mendorong murid-murid untuk memasuki permainan secara penuh. Sungguh
hebat bagaimana murid-muridnya kemudian mengikuti latihan ini. Sekarang semua
perasaan malu-malu menjadi lenyap. Kekurangannya hanyalah karena belum terbiasa
dengan teks, dan memang dalam improvisasi, kata-kata tidak timbul secara mudah.
Tiba-tiba
Grotowski menginterupsilatihan (tidak disadari beberapa murid dalam hal ini
menunjukan bahwa mereka benar-benar secara total adalah jelas dimaksudkan untuk
“mengistirahatkan” organ-organ suara. Grotowski menganggap bahwa “vokal
relaxation” adalah sangat penting , terutama bagi mereka yang berlatih untuk
pertama kalinya. Organ-organ ini suara belum terbiasa digunakan dengan cara
iin. Cara pendidikan Grotowski yang keras nampak dalam kenyataannya bahwa
murid-murid mengalami kesulitan menahan latihan. Mereka tidak memperhatikan
penonton yang mana hal itu merupakan suatu yang luar biasa dalam keseluruhan
proses latihan.
Latihan
“Kingkong”
Inti dari
latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata “King” pada nada yang sangat
tinggi dan tempo yang sangt cepat, dengan seluruh rentetan variasi dari nada
rendah ke nada tinggi.
Akhirnya
suara ke luar dari occiput yang sementara adalah Grotowski memperoleh hasil
yang luar biasa dengan improvisasi kata ini pada nada yang lebih tinggi.
Setelah kira-kira lima menit, atas petunjuk Grotowski, murid-murid mencapai
skala vokal yang tinggi dan nampak bagi mereka sebagai sesuatu yang baru. Kami
mendapatkan keadaan itu karena banyak wajah-wajah murid yang nampak surprise.
Latihan
“La-La”
Latihan
dimulai dengan berjalan keliling serta menyanyikan “la-la” kemudian Grotowski merebahkan
diri, terlentang diri, terlentang di atas lantai. Lalu “la-la” di ulang dengan
menghadap ke langit-langit, dinding dan lantai sebagai alternatip suara kepala,
perut dan dada.
Grotowski
berpesan agar mereka melonggarkan perut dan mendorong resonator yang terletak
di perut.
Setelah
latihan ini, murid-murid tetap terlentang di atas lantai untuk beberapa saat,
istirahat secara penuh.
(Catatan:
Hasilnya sunggu luar biasa. Bahkan setelah pelajaran pertama suara murid-murid
bisa mencapai intonasi yang sebelumnya tidak pernah mereka sangka dapat mereka
miliki).
Grotowski
memulai lagi dengan serangkaian latihan-latihan sama seperti yang diberikan
kepada murid yang pertama.
1. Simulasi
vokal keluar dari resonator-resonator yang berbeda
2. Suara kepala (menghadap kelangit-langit).
3. Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)
4. Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas aktor).
5. Suara dada (diproyeksi di depan aktor)
6. Suara perut (menghadap kelantai
Suara-suara
yang keluar dari:
a. sepasang
bahu (menghadap kelangit-langit di samping aktor)
b. the small of the back (menghadap dinding disamping aktor)
c. the lumber region (menghadap lantai, dinding dan ruangan di sampingnya)
Latihan
Berikutnya
Meong kucing
dengan daya penyampaian yang paling luas dari:
a. Intonasi
b. nuanasa-nuansa
c. pitch
Tiba – tiba
grotowski kembali kepembicaraan teks secara normal/ biasa
Macan
Ekspresi
suara dalam bentuk ruangan macan. Ada tanda-tanda kemajuan yang nampak kalau
dibandingkan dengan yang sebelumnya. Latihan vokal sekarang dibarengi dengan
gerak mengendap-endap, jumpalitan dan mencakar-cakar. Grotowski tidak ragu-ragu
mempelajari dari pengalaman tentang kebutuhan murid-murid sehingga memungkinkan
penyerahan diri mereka secara penuh dalam latihan.
C. JIWA
Jiwa
Proses pertama transformasi atau penjiwaan terhdap peran, adalah memberi focus
kepada energi yang sudah dimiliki oleh si aktor. Dia harus mengendalikan
dirinya menuju satu tujuan tertentu. Usaha memfokuskan energi itu adalah usaha
menyerahkan diri sepenuhnya kepada aksi dramatis sesuai tuntutan naskah, dimana
ia mampu menentukan pilihan-pilihan aksi selaras dengan keyakinannya terhadap
tokohnya.
Konsentrasi
Pengertian : konsentrasi secara harfiah berarti memfokus, sehingga dalam
konsentrasi, kepekaan si aktor dapat mengalir bebas menuju satu titik atau
bentuk tertentu.
Persiapan
seorang aktor
Seorang
aktor harus punya pusat perhatian (konsentrasi) dan bahwa pusat ini seyogyanya
tidak berada di tengah tempat latihan. Makin menarik pusat perhatian, makin
sanggup ia memusatkan perhatian.
Jelas sekali
sebelum anda sanggup menetapkan titik perhatian yang sedang dan yang jauh,
terlebih dahulu anda harus belajar bagaimana caranya memandang dan melihat
benda-benda di area set.
Aktor yang
berada di area set, menghayati suatu kehidupa yang sejati atau imajiner.
Kehidupan abstrak ini perhatian dalam diri kita. Tapi ia tidak mudah untuk
dimanfaatkan, karena ia sangat rapuh. Seorang aktor harus juga seorang
pengamat, bukan saja dalam memainkan peran di atas pentas atau sebuah film,
tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan keseluruhan dirinya ia harus
memusatkan pikirannya pada segala yang menarik perhatiannya . Ia harus
memandang sebuah objek, bukan lain, tapi betul-betul dengan mata yang tajam.
Jika tidak, maka seluruh metode kreatifnya akan ternyata mengembang dan tidak
punya hubungan dengan kehidupan. Umumnya orang tidak tahu bagaimana caranya
mengamati tarikna wajah, sorotan mata seseorang dan nada suara untuk dapat
memahami pikiran lawan bicara mereka. Mereka tidak bisa secara aktif memahami
kebenaran kehidupan secara kompleks dan juga tidak sanggup mendengar kan
sedemikian rupa, hingga mereka dapat memahami apa yang mereka dengar.
Jika mereka
dapat melakukan ini, kehidupan ini akan jauh lebih baik, lebih mudah dan kerja
kreatif mereka akan lebih kaya, lebih halus dan lebih dalam.
Tapi kita
tidak bisa memaksakan pada seseorang sesuatu yang tidak dimilikinya, hanya daya
yang dimilikinya saja yang bisa ia kembangkan.
Bagaimana
cara untuk mencapai ini?
Pertama, aktor harus belajar melihat, menyimak dan mendengarkan sesuatu yang
indah. Kebiasaan itu akan mencerdaskan jiwa mereka dan melahirkan perasaan yang
akan meninggalkan jejak-jejak yang dalam pada ingatan emosi mereka.
Ambil
sekuntum bunga kecil atau selembar kelopak bunga dan cobalah utarakan dengan
katapkata tentang seluk beluk, tekstur, warna dan sifat-sifatnya secara detail.
Setelah melalui proses kreatif ini, lalu anda mulai menelaah bahan emosional
yang hidup yang paling diperlukan dan dijadikan landasan bagi kreativitas
selanjutnya.
Kesan-kesan
yang diperoleh dari hubungan langsung dan pribadi dengan orang lainnya.
Hubungan ini dapat diperoleh hanya kontak batin. Begitu banyak pengalaman batin
ini yang tidak bisa dilihat secara inderawi oleh mata, hanya terbayang dalam
tarikan wajah, mata, suara dan cara kita bicara dan menggerakan tangan. Tapi
sungguhpun begitu, bukanlah hal yang mudah untuk menangkap apa yang terkandung
dalam diri orang lain, Karena biasanya orang tidak selalu membukakan pintu hatinya
dan membiarkan kita melihat mereka dan baimana mereka sebenarnya. Makna-makna
seperti itu melekat pada pola perilaku yang mengenali dan mampu memanfaatkan
aspek perilaku ini secaraefektif. Seorang aktor dituntut untuk dapat memerankan
setiap kegiatan disetiap situasi. Tiap karakterpun harus terindividualisasikan
dengan hal yang berkenaan pada perilaku. Sebagai tambahan, tiap karakter yang
diperankan seharusnya mempunyai perilaku yang umum seperti yang ada di tengah
masyarakat.
Perilaku
luar sebuah rancangan harus ditempatkan semata-mata melalui bagian luar
karakternyasaja dari harus memiliki arti yang mendalam.
Terakhir,
aktor harus bisa mengontrol kecenderungan bahasa non – verbalnya yang mungkin
saja tidak cocok dengan karakter yang diperankannya.
Observasi
dan Empati
Observasi
atau mengamati berarti tanggap akan hal apa saja yang terjadi dalam kehidupan.
Tentang masyarakat, tempat, objek dan segala situasi yang menambah kedalaman
tingkat kepekaan seorang aktor. Ketika mengamati orang-orang aktor seharusnya
membuat catatan-catatan ini bisa menjadi dasar karakter yang akan
ditemukannyadimasa dating. Ini dapat membantu saat dibutuhkan untuk menciptakan
sebuah karakter lengkap dalam sebuah struktur permainan.
Sekali
sebuah karakter mendarah daging dalam diri sang aktor, hubungan langsunga dapat
terjadi antara aktor dan penonton. Penonton merasakan apa yang diperankan oleh
sang aktor. Sebagai contoh, saat seorang teman kehilangan seseorang yang
dicintainya, respons empatinya adalah kita ikut merasakan penderitaannya.
Kekuatan
suskes dari pengamatan (observasi) adalah gabungan antara empati dan perhatian
intelektual. Ini artinya seorang aktor harus mengembangkan sesitifitas pada
indera: melihat, menyentuh, mencium, mendengar, dan merasakan.
Mengenal dan
mengingat suatu perasan dalam aktifitas keseharian adalah sangat penting. Untuk
mengamati secara benar seseorang harus dapat meraksan dan mengkatagorikan
inderanya. Jadi, indera (senses), perasaan (feelings), dan pengamatan
(observation) bergabung menjadi suatu mata rantai sebagai alat pembentuk sebuah
karakter. Seorang aktor harus menggunakan kekuatan observasi untuk
tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mempelajari karakter manusia dalam berjalan, gesture, berbicara dan duduk yang
nantinya dapat ditiru saat berada di atas panggung.U
2. ntuk
menstimulasi kreatifitas imajinasi.
3. Untuk
menggabungkan beberapa kualita yang dapat dipelajari saat mengamati bintang.
Keanggunan seekor kucing adalah salah satu contoh dari karakter binatang.
Aksi dan
Emosi
Pengertian: Emosi adalah segala aktivitas yang mengekspresikan kondisi disini
dan sekarang dari organisme manusia dan ditujukan ke arah duniannya di luar.
“Emosi timbul secara otomatis” dan terikat dengan aksi yang dihasilkan dari
konfrontasi manusia dengan dunianya. Aktor tidak menciptakan emosi karena emosi
akan muncul dengan sendririnya lantaran keterlibatannya dalam memainkan peran
sesuai dengan naskah.
Motivasi
Pengertian eran apapun yang anda
mainkan harus memiliki tujuan dan motivasi. Dalamus keadaan bagaimanapun adalah
mustahil untuk melakukan sesuatu yang secara langsung diarahkan untuk
mencetuskan suatu perasaan demi perasaan itu sendiri. Kalau hal ini tidak
diindahkan, maka anda tidk akan memperoleh apapun. Hanya kedangkalan saja. Jika
kita memilih suatu tindakan atau perbuatan jangan menggunakan perasaan dan
bathin anda. Jangan mencoba memperlihatkan aksi cemburu atau menyatakan cinta,
semata hanya untuk kepentingan perasaan itu aja. Semua perasaan itu adalah
akibat dari sesuatu yang terjadi sebelumnya. Cobalah ingat kejadian sebelumnya
itu dalam-dalam dan hasilnya akan datang sendiri. Penggambaran nafsu yang
palsu, yang menggunakan gerakan-gerakan konvensional, semuanya ini merupakan
kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi.
Tips:
Anda harus mampu bermain sesuai dengan pengkhayatan anda sendiri terhadap
tokoh, penggambaran artistic dari realita dunia actual kedalam dunia imajinasi.
Untuk memperoleh hubungan antara aktor dan tokoh yang digambarkan, anda harus
mendekatkan pada sumber-sumber yang dekat dengan perasaan dan batin kita
sendiri. Jika hal ini bisa dicapai, maka kita akan merasakan dorongan dan
rangsangan dari dalam.
Dorongan ini
akan mengutarakan dirinya sendiri dalam aksi si tokoh imajiner yang telah
ditempatkan di tengah-tengah permainan lakon. Mainkanlah dan anda akan
menciptakan kehidupan baru. Kita akan dibawa kedunia bawah-sadar, menyadari
hal-hal dalam permainannya yang sebelumnya tidak disadari sama sekali. Ini
merupakan rangsangan “dunia bawah-sadar yang kreatif ”yang paling pokok adalah
anda telah memainkan dunia bawah sadar kreatif melalui teknik yang disadari.
Setelah ini bisa disatukan dalam pikiran dan imajinasi, barulah anda bisa
menciptakan dunia baru dan mulai memainkannya dengan penuh motivasi dan rasa
kebenaran artistic. Dibalik kata-kata, kita memasukan pikiran kita dalam
karakter toloh kehidupannya. Lalu kita filter melalui diri kita sediri seluruh
bahan yang kita peroleh dari pengarang dn sutradara. Bahan ini menjadi bagian
dari diri kita, baik dalam pengertian spiritual dan fisik, emosi kita jujur dan
sebagai hasil kita memperoleh aktivitas yang betul-betul produktif, semuanya
berjalin dengan implikasi sebuah lakon.
Imajinasi:
Imajinasi adalah suatu cara bagi seorang aktor untuk mendekati pikiran dan
perasaan karakte yang akan dimainkan sehingga dia dapat menempatkan dirinya
dalam situasi si karakter. Metode ini merupakan proses imajinasi dimana di
aktor melakukan identifikasi dengan karakter tokohnya. Di setiap identifikasi
dengan karakter tokohnya, si aktor harus melihat pengalaman hidupnya dan pengalaman
hidup yang paling relevan untuk ditransver ke pengalaman hidup yang dimiliki si
karakter. Si aktor harus mampu menyelidiki asal mula dirinya sendiri untuk
dapat tulus dan jujur pada realita eksistensi dirinya yang baru. Imajinasi
menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi, sedangkan fantasi
membuat hal-hal yang tidak ada, yan tidak pernah ada. Tapi siapa tahu, suatu
hari kesemuanya itu mungkin ada. Bagi seorang aktor, proses kreatif ini
dipimpin oleh imajinasinya.
Pertama,
anda memaksa imajinasi anda, padahal sebetulnya anda harus membujukny. Lalu,
anda coba merenung tanpa suatu objek yang menarik bagimu. Kesalahan yang ketiga
adalah pikiran anda pasif. Dalam imajinasi, aktifitas yang intens sangatlah
penting. Awalnya datang gerakan dari dalam, kemudian gerakan luar.
Sebelum
sutradara memberikan pengarahan dan latihan, anda harus memiliki catatan
mengenai gambaran tokoh dan tempat yang akan dijadikan area latihan. Lalu anda
harus memiliki suatu gasi gambaran yang batin yang kuat. Imaji-imaji bain ini
akan menciptakan suasana yang sesuai dan mencetuskan emosi, sambil menjaga
supaya kita tetap berada dalam batas-batas lakon itu.
Mengembangkan
imajinasinya
Pertama-tama coba ceritakan tentang kehidupan sehari-hari terhadap pengalaman
yang paling sensitive. Apa yang paling mudah untuk merangsang perasaanmu, rasa
takut dan gembira anda.
Jika anda
mengetahui betul seluk beluk sifat-sifat anda sendiri maka bagi anda tidak akan
sulit untuk mengadaptasikannya ke dalam keadaan imajiner. Karena itu, paparkan
beberapa sifat khas, kualitas, perhatian, yang khas yang anda miliki. Anda
harus bisa menjawab (kapan, dimana, kenapa, bagaimana) yang anda ajukan sendiri
tatkala ia mendorong kesanggupannya untuk menemukan sesuatu yang baru guna
membuat gambaran yang lebih jelas dari sebuah kehidupan pura-pura.
Kadang-kadang ia tidak perlu melakukan semua usaha intelektual dan disadari
ini. Imajinasinya mungkin bekerja secara intuitif. Sebuah pendekatan secara
sadar dan dengan akal pada imajinasi seringkali menghasilkan suatu perasaan
hidup palsu yang tak berdarah. Seni acting menghendaki supaya seluruh harkat
seorang aktor terlibat secara aktif, supaya ia menyerahkan dirinya, baik bathin
maupun lahir, kepada peran yang ia mainkan. Anda harus merasakan tantangan untuk
berbuat, baik secara fisik maupun secara intelektual, karena imajinasi yang
tidak punya substansi.
CIPTA
TUNGGAL
cipta bermakna : pengareping rasa, tunggal artinya satu atau difokuskan ke satu
obyek. Jadi Cipta Tunggal bisa diartikan sebagai konsentrasi cipta.
1. Cipta,
karsa ( kehendak ) dan pakarti ( tindakan ) selalu aktif selama orang itu masih
hidup. Pakarti bisa berupa tindakan fisik maupun non fisik, pakarti non fisik
misalnya seseorang bisa membantu memecahkan atau menyelesaikan masalah orang
lain dengan memberinya nasehat, nasehat itu berasal dari cipta atau rasa yang
muncul dari dalam. Sangatlah diharapkan seseorang itu hanya menghasilkan cipta
yang baik sehingga dia juga mempunyai karsa dan pakarti/tumindak yang baik, dan
yang berguna untuk diri sendiri atau syukur -syukur pada orang lain.
2. Untuk
bisa mempraktekkan tersebut diatas, orang itu harus selalu sabar,
konsestrasikan cipta untuk sabar, orang itu bisa makarti dengan baik apabila
kehendak dari jiwa dan panca indera serasi lahir dan batin. Ingatlah bahwa jiwa
dan raga selalu dipengaruhi oleh kekuatan api, angin, tanah dan air.
3. Untuk
memelihara kesehatan raga, antara lain bisa dilakukan :
a. Minumlah
segelas air dingin dipagi hari, siang dan malam sebelum tidur, air segar ini
bagus untuk syarat dan bagian-bagian tubuh yang lain yang telah melaksanakan makarti.
b. Jagalah
tubuh selalu bersih dan sehat, mandilah secara teratur di negeri tropis sehari
dua kali.
c. Jangan
merokok terlalu banyak.
d.
Konsumsilah lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan dan sedikit daging,
perlu diketahui daging yang berasal dari binatang yang disembilah dan memasuki
raga itu bisa berpengaruh kurang baik, maka itu menjadi vegetarian ( tidak
makan daging ) adalah langkah yang positif.
e.
Kendalikanlah kehendak atau nafsu, bersikaplah sabar, narima dan eling.
Janganlah terlalu banyak bersenggama, seminggu sekali atau dua kali sudah
cukup.
4.
Berlatihlah supaya cipta menjadi lebih kuat, pusatkan cipta kontrol panca
indera. Tenangkan badan (hening) dengan cipta yang jernih dan tentram ( hening
) Bila cipta bisa dipusatkan dan difokuskan kearah satu sasaran itu bagus,
artinya cipta mulai mempunyai kekuatan sehingga bisa dipakai untuk mengatur
satu kehendak.
5. Buatlah
satu titik atau biru ditembok atau dinding ( . ) duduklah bersila dilantai
menghadap ke tembok, pandanglah titik itu tanpa berkedip untuk beberapa saat,
konsentrasikan cipta, kontrol panca indera, cipta dan pikiran jernih ditujukan
kepada titik tersebut. Jangan memikirkan yang lain, jarak mata dari titik
tersebut kira-kira tujuh puluh lima sentimeter, letak titik tersebut sejajar
dengan mata, lakukan itu dengan santai.
6. Lakukan
latihan pernapasan dua kali sehari, pada pagi hari sebelum mandi demikian juga
pada sore hari sebelum mandi tarik napas dengan tenang dalam posisi yang enak.
7. Lakuakan
olah raga ringan ( senam ) secara teratur supaya badan tetap sehat, sehingga
mampu mendukung latihan olah napas dan konsentrasi.
8. Hisaplah
kedalam badan Sari Trimurti pada hari sebelum matahari terbit dimana udara
masih bersih, lakukan sebagai berikut :
Tarik Napas
Tahan Napas Keluarkan Napas Jumlah
10 detik 10
detik 10 detik 30 detik minggu I : 3 kali
15 detik 10
detik 15 detik 40 detik minggu II : 3 kali
20 detik 10
detik 20 detik 50 detik minggu III : 3 kali
26 detik 08
detik 26 detik 60 detik minggu IV : 3 kali
9. Untuk memperkuat
otak tariklah napas dengan lobang hidung sebelah kiri dengan cara menutup
hidung sebelah kiri dengan cara menutup lobang hidung sebelah kanan dengan
jari, lalu tahan napas selanjutnya keluarkan napas melalui lobang hidung
sebelah kanan, dengan menutup lobang hidung sebelah kiri dengan jari.
Tarik Napas
Tahan Napas Keluarkan Napas Jumlah
4 detik 8
detik 4 detik 16 detik minggu I : 7 kali
10 detik 7
detik 10 detik 27 detik minggu II : 7 kali
10 detik 10
detik 10 detik 30 detik minggu III & IV : 7 kali
20 detik 20
detik 20 detik 60 detik minggu V : 7 kali
10. Karsa
akan terpenuhi apabila nasehat-nasehat diatas dituruti dengan benar, praktekkan
samadi pada waktu malam hari, paling bagus tengah malam ditempat atau kamar
yang bersih. Kontrol panca indera, tutuplah sembilan lobang dari raga, duduk
bersila dengan rilek, fokuskan pandangan kepada pucuk hidung. Tarik napas,
tahan napas, dan keluarkan napas dengan tenang dan santai, konsentrasikan cipta
lalu dengarkan suara napas. Pertama-tama akan dirasakan sesuatu yang damai dan
apabila telah sampai saatnya orang akan bisa berada berada dalam posisi
hubungan harmonis antara kawula dan Gusti ALLAH
11. Cobalah
lakukan sebagai berikut :
a. Lupakan
segalanya selama dua belas detik
b. Dengan
sadar memusatkan cipta kepada dzat yang agung selama seratus empat puluh detik.
c. Jernihkan
pikiran dan rasa selama satu, dua atau tiga jam ( semampunya)
12. Tujuh
macam tapa raga, yang perlu dilakukan
a. Tapa
mata, mengurangi tidur artinya jangan mengejar pamrih.
b. Tapa telinga,
mengurangi nafsu artinya jangan menuruti kehendak jelek.
c. Tapa
hidung, mengurangi minum artinya jangan menyalahkan orang lain
d. Tapa
bibir, mengurangi makan artinya jangan membicarakan kejelekan orang lain
e. Tapa
tangan, jangan mencuri artinya jangan mudah memukul orang
f. Tapa alat
seksual, mengurangi bercinta dan jangan berzinah
g. Tapa
kaki, mengurangi jalan artinya jangan membuat kesalahan
13. Tujuh
macam tapa jiwa yang perlu dilakukan
a. Tapa
raga, rendah hati melaksanakan hanya hal yang baik
b. Tapa
hati, bersyukur tidak mencurigai orang lain melakukan hal yang jahat
c. Tapa
nafsu, tidak iri kepada sukses orang lain, tidak mengeluh dan sabar pada saat
menderita
d. Tapa
jiwa, setia tidak bohong, tidak mencampuri urusan orang
e. Tapa
rasa, tenang dan kuat dalam panalongso
f. Tapa
cahaya, bersifat luhur berpikiran jernih
g. Tapa
hidup, waspada dan eling
14.
berketetapan hati
a. tidak
ragu-ragu
b. selalu
yakin orang yang kehilangan keyakinan atas kepercayaan diri adalah seperti
pusaka yang kehilangan yoninya atau kekuatannya
15.
Menghormati orang lain tanpa memandang jenis kelamin, kedudukan, suku, bangsa,
kepercayaan dan agama, semua manusia itu sama : saya adalah kamu ( tat twan asi
). Artinya kalau kamu berbuat baik kepada orang lain, itu juga baik buat kamu,
kalau kamu melukai orang lain itu juga melukai dirimu sendiri.
16. Sedulur
papat kalimo pancer
Orang Jawa
tradisional percaya eksistensi dari sedulur papat (saudara empat) yang selalu
menyertai seseorang dimana saja dan kapan saja, selama orang itu hidup didunia.
Mereka memang ditugaskan oleh kekausaan alam untuk selalu dengan setia
membantu, mereka tidak tidak punya badan jasmani, tetapi ada baik dan kamu juga
harus mempunyai hubungan yang serasi dengan mereka yaitu :
a. Kakang
kawah, saudara tua kawah, dia keluar dari gua garba ibu sebelum kamu, tempatnya
di timur warnanya putih.
b. Adi
ari-ari, adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu,
tempatnya di barat warnanya kuning.
c. Getih,
darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan, tempatnya di selatan
warnanya merah
d. Puser,
pusar yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di utara warnanya hitam.
Selain
sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer, pancer kelima itulah
badan jasmani kamu. Merekalah yang disebut sedulur papat kalimo pancer, mereka
ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut mereka keblat papat lima tengah,
( empat jurusan yang kelima ada ditengah ). Mereka berlima itu dilahirkan
melalui ibu, mereka itu adalah Mar dan Marti, berbentuk udara. Mar adalah
udara, yang dihasilkan karena perjuangan ibu saat melahirkan bayi, sedangkan
Marti adalah udara yang merupakan rasa ibu sesudah selamat melahirkan si jabang
bayi. Secara mistis Mar dan Marti ini warnanya putih dan kuning, kamu bisa meminta
bantuan Mar dan Marti hanya sesudah kamu melaksankan tapa brata ( laku spiritul
yang sungguh-sungguh )
17.
Tingkatkan sembah, menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berarti juga
menghormati dan memujaNYA, istilah lainnya ialah Pujabrata. Ada guru laku yang
mengatakan bahwa seseorang itu tidak diperkenankan melakukan pujabrata, sebelum
melewati tapabrata.
a. Sembah
raga
Ini adalah
tapa dari badan jasmani, seperti diketahui badan hanyalah mengikuti perintah
batin dan kehendak. Badan itu maunya menyenag-nyenangkan diri, merasa gembira
tanpa batas. Mulai hari ini, usahakan supaya badan menuruti kehendak cipta
yaitu dengan jalan: bangun pagi hari, mandi, jangan malas lalau sebagai manusia
normal bekerjalah. Makanlah makanan yang tidak berlebihan dan tidur secukupnya
saja: makan pada waktu lapar, minum pada waktu haus, tidur pada waktu sudah
mengantuk, pelajarilah ilmu luhur yang berguna untuk diri sendiri dan orang
lain.
b. Sembah
cipta
1. Kamu
harus melatih pikiranmu kepada kenyataan sejati kawula mengenal Gusti.
2. Kamu
harus selalu mengerjakan hal-hal yang baik dan benar, kontrollah nafsumu dan
taklukan keserakahan. Dengan begitu rasa kamu akan menjadi tajam dan kamu akan
mulai melihat kenyataan.
Berlatih
cipta sebagai berikut :
1. akukan
dengan teratur ditengah, ditempat yang sesuai.
2. Konsentrasikan rasa kamu
3. Jangan memaksa ragamu, laksanakan dengan santai saja
4. Kehendahmu jernih, fokuskan kepada itu
5. Biasakanlah melakukan hal ini, sampai kamu merasa bahwa apa yang kamu
kerjakan itu adalah sesuatu yang memang harus kamu kerjakan, dan sama sekali
tidak menjadi beban
Kini kamu
berada dijalan yang menuju ke kenyataan sejati, kamu merasa seolah-olah sepi
tidak ingat apapun, seolah-olah badan astral dan mental tidak berfungsi, kamu
lupa tetapi jiwa tetap eling ( sadar ) itulah situasi heneng dan hening dan
sekaligus eling kesadaran dari rasa sejati. Ini hanya bisa dilaksanakan dengan
keteguhan hati sehingga hasilnya akan terlihat.
c Sembah
jiwa
Sembah jiwa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan rasa yang mendalam menggunakan jiwa suksma
yang telah kamu temui pada waktu pada heneng, hening dan eling, ini adalah
sembah batin yang tidak melibatkan lahir. Apabila kamu melihat cahaya yang
sangat tenang tetapi tidak menyilaukan itu pertanda kamu sudah mulai membuka
dunia kenyataan. Cahaya itu adalah pramana kamu sendiri, kamu akan merasa yakin
pada waktu bersamadi, kamu dan cahaya itu saling melindungi.
d. Sembah
rasa artinya sejati ( rasa sejati )
1 Kita bisa
mengerti dengan sempurna untuk apa kita diciptkan dan selanjutnya apakah tujuan
hidupmu.
2. Kita akan
mengerti dengan sempurna atas kenyataan hidup dan keberadaan semua mahluk
melalui olah samadi atau memahami Sangkan Paraning Dumadi, hubungan harmonis
antara kawula dan Gusti layaknya seperti manisnya madu dan madunya, tidak
terpisahkan.
Nyinau
ngilmu kedah ngertos ilmunipun
Ilmu bebukanipun sarana pikir
Ngilmu lelabetan kalian laku
Olehipun sampurna kedah kekalih
Menawi sampun lajeng kagunaknya
Adamel uruping sasamya
Samodraning guna agesang
PENGANTAR AKTING
DASAR
Teknik elementer
———————————-
Teknik Muncul
Seorang
aktor Pemeran Muncul pertama kali bahasa inggris di sebut dengan –TEKNIK OF
ENTRANCE – , yaitu teknik seorang pemain untuk pertama kalinya tampil di atas
pentas dalam satu sandiwara satu babak atau satu adegan. Barang kali
kemunculannya tatkala pemain-pemain yang lain sudah berada duluan di atas
pentas dalam satu adegan, barang kali ia muncul tepat waktu layar di buka,
barang kali juga ia munculo pertama kali seorang diri diatas pentas seorang iri
seorang diri di atas pentas sebagai pembuka.
Tekinik
muncul ini penting karena ia lakukan dalam keadaan kesan ( Imprese) menerbitkan
ke inginan tahuan penonton kepada sang pemain, bagaiman ia melakukan aktifitas
penonton akan lebih dapat menikmati dalam bermain.
Ketika di
dalam naskah “ PANEMBAHAN RESO “ ( W.S Rendra ). Ada adegan pesta pora di
Istana, jaga baya terburu-buru dating menghadap Raja membawa surat Panji-
Tumbal.
Jagabaya :
Yang mulia, hamba menghadap untuk mempersembahkan surat.
Raja Tua :
Reso bawa dia kemari.
Reso :
baik,yang mulia. Mari kamu ! bicara
Jagabaya :
Hamba memimpin pasukan pengawal istana hari ini. Seorang pasukan menggebu
dengan kuda. Ia datang dari Tegal Wurung membawa surat panji tumbal untuk Sri
baginda, sedang ia sendiri selesai bicara langsung melompat ke punggung kuda,
dan setelah mohon maaf karena ia sendiri di buru oleh urusan maha gawat lalu
melaju di telan debu.
Raja Tua :
bawa kemari surat itu.
Muncul
Jagabaya membawa surat Panji Tumbal ayang diserahkan kepada raja tua, supaya
l;ebih memberi pendalaman watak permainan maka peranan tersebut harus dapat
menyesuaikan alur irama permainan yang sedang – brjalan.
Jagabaya : (
Melangkah beberapa langkah menuju arah ke-arah Raja Tua, dengan tergesa-gesa ).
Jagabaya :
yang mulia, hamba menghadap
Untuk
mempersenbahklan surat
( menunggu
beberapa saat reaksi Raja Tua ) Didalam naskah “ OIDIPUS REX “ ( Sopholes )
adanya adegan Ratu Jocosta yang keluar dari istana denga tergesa-gesa untuk
memisah pertengkaran oidpus dengan creon sambil berseru :
Jocosta :
Bencana ! Bencana ! kenapa para pangeran bersenketa, sedang negara dalam
bencana.
Akan lebih
megesankan lagi apabila pemeran jocosta muncul, dengan setengah berlari sambil
berseru
Jocosta :
Bencan ! Bencana !
( lalu
berhenti sekejap dua kejap sambil memandang tajam pada oidipus dan creon sanbil
maju ke tengah-tengah di antara oidipus dan creon sambil mengucapkan sisa
kalimat ) klenapa para pangeran bersengketa, sedang negara dalam bencan.
Teknik
memberi isi
Sebuah
kalimat akan tersa mempunyai kesan apabila di beri isi atupun tekanan, dalam
istilah bahasa inggris di namakan:THE TECHNIQUE OF PHRASING.
Pada kalimat
“ Gayanya itu “. Bisa mengandung bermacam-macam pengertian, jika di ucapkan
dengan cara tertentu, dapat menjadi dari orang yang mengucapkan.
Ada tiga
macam cara memberikan tekanan pada isi kalimat.
Perrtama
dengan tekanan DINAMIK
Kedua dengan
tekanan NADA
Ketiga
dengan tekanan TEMPO.
Tekan
Dinamik
Tekanan
keras dalam pengucapan, dalam berbicara biasanya orang akan menekan kata-kata
yang di anggap penting.
“ saya akan
pergi kekantor ( bukan ke rumah )
“ siapa
wanita tadi ( bukan laki-laki )
“ saya yang
mengatakan ( bukannya dia )
Tekanan Nada
Tekan tinggi
rendahnya dalam pengucapan suatu kata. Pada sebuah kalimat:
“ Apa “.
( bisa
merupakan arti pertanyaan dan bisa pula. Dan bisa pula berupa teguran,
bergantung dari ucapan ).
“ Gila “
( bisa
berarti makian, bisa sekaligus pujian).
Tekana nada
lebih mencerminkan ISI PERASAAN – dari pada pikiran.
Tekanan
Tempo
Tekan lambat
dan cepat nya mengucapkan sebuah kata dalam kalimat, sepperti juga halnya
tekanaan tempo sangat berarti apabila ia di pergunakan untuk menjelaskan ISI
PIKIRAN. Di dalam suasan SEDIH tempo pengucapan akan LAMBAT. Pada suasana
genbira tempo pengucapan akan CEPAt.
“ saya muak
sekali mendengar kata-katanya “.
( tempo di
gunakan dengan lambat )
“ senang
benar saya menerima suratnya “.
( tempo di
gunakan dengan cepat )
teknik
me,beri Isi yang lainnya dengan mempergunakan ANGGOUTA BADAN dan BADAN.
Pengguna angguta badan – dan badan ini bisa menjadi GERAK, AIR MUKA, dan SIKAP.
Yang di maksud Gerak; ialah gerakan anggouta badan, pernyataan perasaan dan
oikiran melalui gerakan JARI, GENGGAMAN TELAPAK TANGAN, LAMBAYAN TANGAN, BAHU
dkk.
Dari
kleseluruhan semua anggouta badan, telapakj tangan. Jari-jarilah yang piling
pokok di gunakan.
Teknik
pengembangan
Teknik
pengembangan dapat di capai dengan menggunakan melalui pengucapan dan jasmani.
Pengucapan :
1. Menaikkan volume suara.
2. Menaikkan
tinggi suara.
3. Menaikkan
kecepatan tempo suara.
4.
mengurangi volume tinggi nada, kecepatan tempo suara.
Menaikkan
tempo suara dalam berdialog, dari nada rendah terus naik ke nada tinggi. Tempo
kaliamat dapat di cepatkan.
Mengurangi
volume tinggi kecepatan tempo suara, apabila terjadi anti klimak.
Jasmani :
1. Menaikkan
tingkat posisi Posisi jasmani. Kepala menunduk menjadi tengadah. Tangan
terkulai menjadi teracung. Sikap berbaring menjadi duduk. Duduk menjadi
jongkok, jongkok menjadi berdiri.
2. Dengan
cara berpaling. Memalingkan kepala, tubuh (torso) serta badan.
“Aku putramu
creon. Jadi selama adil dan bijaksana, aku akan patuh dan setia. Tak mungkin
aku menganggap pekawinan pribadi lebih penting dari urusan kepemimpinan
negara.”
Kalimat-kalimat
tersebut dapat di sisi dengan tindakan-tindakan.
“Aku putramu
creon. Jadi selama anda adil dan bijaksana”.
(Memalingkan
kepala kearah creon.) aku akan patuh dan setia (sekejab memberikan jeda, lalu
memalingkan tubuh) Tak mungkin aku menganggap perkawinan pribadi lebih penting
dari urusan kepemimpinan negara.
3. Dengan
cara berpindah tempat.
Berpindah
dari kiri ke kanan, dari belakang ke depan, dari bawah ke atas.
4. Dengan
melakukan gerakan anggauta badan. Tanpa melakukan perobahan tempat, pemeranan
dapat melakukan pegembangan dengan melalui melambaikan tangan, mengembangkan
jari, mengepal tinju, menghentakan kaki, mengagguk-anggukan kepala. Dll.”Jangan
lagi menyebut nama Indadid, saripah. Ia sudah sirna dari masa lajang u. Lima
purnama yang lalu di Bukit Selasih, dia mengguna-gunaai suntil iparku. Dan
sudah berulang egkau lupa. Lain kali janganlah lupa, kau adalah istriku
(Kalimat ini walaupun oleh si pemeran mengucapkan sambil duduk, dapat di
lakukan dengan beberapa gerakan.)
5. Dengan
air muka. Perobahan-perobahan air muka dapat mencerminkan perkembangan emosi si
pemeran
TEKHNIK
MEMBERI PUNCAK
Puncak ialah
ujung tanjakan pengembangan, perkembangan adegan-adegan yang memuncak (klimak).
Dibawah ini
4 (empat) cara membina puncak.
1. Dengan
menahan INTENSITAS EMOSI.
Emosi baru
dapat di capai pada tingkat puncak dalam memainkan adegan kejengkelan dan
Kemarahan sang pemain harus dapat menahan, demikian pula dengan kegembiraannya
yang tidak terlalu tinggi
2. Dengan
menahan reaksi terhadap perkembangan ALUR.
“Rang Garda seorang mucikari, dia tahu sedang dikejar-kejar oleh Matt Dilon.
Dari kota-kekota lain. Ia menyembunyikan diri, tetapi mat dilon selalu
menguntitnya. Akhirnya dikota lama Matt Dilon memergokinya di sebuah warung
puja sera. Ia tidak bisa menghindar lagi, sekarang ia menghadapi sangseng yang
ia takuti, yang selama beberapa purnama selalu merongrong hidupnya. Pemeranan
yang memainkan! Rang Garda harus menahan kegugupannyaa sebelum klimak di kota
lama.
3. Dengan
teknik bermain bersama
4. Dengan Penempatan pemain
TIMING
Yang dimaksud dengan timing adalah ketepatan hubungan gerakan jasmani yang
berlangsung sekejab dengan kata atau kalimat yang diucapkan.
TEKNIK
PENONJOLAN
Upaya memilah bagian mana yang perlu ditonjolkan senjata teknisnya adalah SUARA
PENGUCAPAN dan JASMANI nya.
TAKARAN
PERAN DALAM PEMERANAN
Sebagai seorang pemain haruslah mempunyai kejelian dalam memillih atau
menapsiran pada warna naskah.
TEMPO
PERMAINAN
Merupakan cepat atau lambatnya permainan.
IRAMA
PERMAINAN
Merupakan gelombang yang naik turun, longgar kencangnya gerakan, atau
suara-suara yang terjadi dengan teratur.
MENCIPTAKAN
PERAN
Melalui pendekatan imajinatif (spontan daan otomatis) dan terperinci
(mengumpulkan keterangan-keterangan)
Caranya
adalah:
Pertama ;
Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus di lakukan oleh peran yang
bersaangkutan.
Kesdua :
Kumpulkanlah watak sifat sang peran, lalu hubungkan dengan tindakan-tinddakan
pokok yang harus di kerjakan, lalu yang mana yang harus ditonjolkan
Ketiga :
Carilah pada naskah Ucapan-ucapan yang meskipun tersirat dapat ditimbulkan
maksudnya.
Keempat :
Carilah pada naskah hal-hal yang mana sifat sifat tersebut untuk dapat
kesempatan di tonjolkan.
Kelima :
Ciptakanlah gerakan-gerakan air muka, sikap dan langkah yang bisa menyatkan
WATAK-WATAK yang termaksud di atas.
Keenam : CIPTAKANLAH
TIMING yang tepat agar gerakan tersebut sinkron.
Ketujuh :
Dimana diperhitungkan Teknik pengucapan untuk memberikan tekanan daaan
penonjolan pada watak tersebut.
Kedelapan :
Rancangkanlah garis permainan yang sedemikian rupa, sehingga gambaran tiap
perincian watak dapat menurun sesuai dengan aturrannya dan pada tindakan yang
terkuat hubungan pula pada atak yang terkuat pula.
RESPONSS
Respons sangat penting (yang datangnya dr rasa spontan, yan lahir dari jiwa
terdalam ier akting).
Pertama
respons dengan tanggapan-tanggapan cerita
Kedua respons pada tanggapan lingkungan
Ketiga Tanggapan kepada teman-teman bermain.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamzah Adjib
A., Pengantar Bermain Drama, CV Rosda, Bandung.
Noer C. Arifin, Teater Tanpa Masa Silam, DKJ, Jakarta, 2005.
Iman Sholeh & Rik Rik El Saptaria, Module Workshop Keaktoran Festamasio 3,
TGM, Jogjakarta, 2005