Jumat, 26 Agustus 2011

Pendekatan induktif Pkn



Langkah-langkah penyampaian materi dengan pendekatan INDUKTIF

·         Konsep yang akan disajikan : Tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan
·         Contoh-contoh khusus yang memungkinkan siswa berpikir secara umum
Ø  Guru memberi contoh ada ayah dan ibu, paman dan bibi, serta kakek dan nenek. Ayah, paman, dan kakek termasuk laki-laki, sedangkan ibu, bibi dan nenek merupakan perempuan
Ø  Guru memberi contoh : Nana beragama Islam, Toni beragama Kristen, Rudi beragama Budha, Mita beragama Hindu. Agama mereka berbeda-beda.
Ø  Guru memberi contoh : Di Sumatera ada suku Batak, Gayo, Minangkabau. Lalu di Jawa ada suku Jawa, Madura, Sunda. Di Bali ada suku Bali dan Sasak. Di NTB ada suku Sumba. Di NTT ada suku Timor, Tetur. Di Kalimantan ada suku Banjar, Bajau, Milano. Di Maluku terdapat suku Alor, Aru, Bacan, Banda, Goram, Tidorem Solor, dan di Sulawesi ada suku Balantak, Bugis, Gorontalo, Makassar, Toraja, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ø  Guru mencontohkan di dalam sekolah murid harus sopan santun dan menghormati guru maupun staff TU, sesama teman saling tenggang rasa, saling membantu.s aat di rumah, seorang anak harus patuh terhadap orang tua, ramah terhadap tetangga sekitar.

·         Bukti berupa contoh untuk menunjang
Ø  Orang laki-laki kebanyakan berambut pendek sekali, berwajah tampan. Sedangkan wanita kebanyakan berambut lebih panjang daripada laki-laki serta berwajah cantik.
Ø  Guru menjelaskan, jika orang yang beragama Islam beribadah di masjid, hari rayanya Idul Fitri dan Idul Adha. Orang yang beragama Kristen Protestan maupun Katolik beribadah di gereja, hari rayanya Natal. Orang yang beragama Budha beribadah di Wihara, hari rayanya Waisak. Orang yang beragama Hindu beribadah di Pura dan memiliki hari raya Nyepi.


Ø  Guru menjelaskan tentang orang suku di Sumatera memiliki logat bahasa khas dan memiliki bahasa daerah yang khas pula. Bukan hanya di Pulau Sumatera, tapi juga di Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, maupun Irian Jaya. Kekhasan daerah masing-masing sesuai adat-istiadat suku setempat. Selain itu, tiap-tiap suku bangsa juga memiliki kesenian yang berbeda, bentuk pakaian yang berbeda, bahkan bentuk rumah yang berbeda. Seperti rumah di Jawa Timur namanya Silasa Jabuh, di Bengkulu rumah Gadang, di Jawa Tengah rumah Joglo, di Riau rumah Limas, dan masih beraneka ragam lagi.
Ø  Guru menjelaskan bentuk dari sopan santun dan menghormati guru serta staff sekolah, dengan memberi salam saat lewat, sopan saat berbicara dengan teman, tidak mengejek teman lain yang memiliki kekurangan (miskin, cacat fisik, dan lain sebagainya), membantu teman yang sedang membutuhkan, misalnya dengan meminjami pensil saat pensil teman rusak. Saat di rumah, jika orang tua menyuruh membelikan sesuatu di toko, maka harus dipatuhi. Selain itu, ramah terhadap tetangga dengan menyapa tetangga secara sopan atau minimal tersenyum saat berpapasan dengan tetangga.

·         Pernyataan umum yang berdasarkan langkah-langkah sebelumnya
Ø  Guru memberitahu siswa bahwa manusia ada yang laki-laki dan perempuan, agama pun banyak jenisnya, dan suku bangsa di Indonesia sangat  beraneka ragam.
Ø  Di sekolah maupun di rumah, siswa harus membiasakan diri berbuat hal-hal yang positif.

·         Menyimpulkan dan memberi penegasan dari berbagai contoh sebagai tindak lanjut
Ø  Jadi, para umumnya tiap-tiap orang mempunyai perbedaan, mulai dari jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. Perbedaan-perbedaan ini bisa menjadi perpecahan. Siswa harus kita arahkan dan kita bimbing agar bisa memahami serta memaklumi perbedaan yang ada, maka mereka akan terbiasa melakukan hal-hal yang positif. Sehingga, kerukunan dan kedamaian bisa terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar